Senin, 21 November 2011
Selasa, 15 November 2011
TIPS HADAPI UN
Untuk yeman-teman yang mau UN…ini ada motivasi dari Motty Si Burung Super atau follow @MotivaTweet.
- Sebelumnya, coba kita ingat².. Pencapaian² kita yg lalu.. Semua ujian sekolah yg sudah kita lewati.. Bisa² aja kan?! Jadi, gunakanlah kemenangan², pencapaian², hal² baik yg lalu utk mengingat betapa kita MAMPU. Jd, UN jg pasti bisa
- Berikutnya, coba lihat kenyataannya.. Jawab pertanyaan ini: “berapa banyak orang yg sudah melewati UN? Betul sekali.. Ada JUTAAN bahkan MILYARAN org sudah melalui UN dgn lancar. Ujian bbrp hari, udah deh ˆ?ˆ. Kalau buanyaaaakkkk banget org bisa melalui UN dgn lancar, kita jugaaaa bisaaaaaaaa! Yakkiiiin! ˆ?ˆ
- Selanjutnya, kita bahas ttg “ketakutan menghadapi UN” ya.. Ketakutan menghadapi UN sebenarnya suatu hal yg ngga perlu. Sama sekali ngga perlu. Ingat ini. Ketakutan hanya akan membesarkan hal yg kita takuti itu. Nah kan, nambah² beban aja ˆ?ˆ. Yg kita fokuskan akan membesar! Jd, buang jauh² rasa takut, spy ia ga membesar. Yg perlu difokuskan adalah PERSIAPAN. Taatlah kpd TUHAN, maka IA akan memberikan jalan dari seluruh penjuru mata angin. Soal UN jd gampang ˆ?ˆ
- NIAT. Putuskan utk menjalani UN dgn gemilang! Bahwasannya hari gini ga ada ruang buat org² biasa, jadilah. Kebanyakan kita ngga pernah meNIATkan diri utk melakukan sesuatu, pdhal ini salah satu KUNCI utama lho. Sebuah pencapaian besar, selalu diawali dgn NIAT. Dimana kita membuat keputusan utk sukses mencapai sesuatu itu. Ayo, NIATkan utk melewati UN dgn baik, demi mama papa, demi masa depan yg KEREN!
- USAHA. Nah, drpd ketakutan, stress ga jelas, mending lakukan yg jelas² aza deh. PERSIAPAN! Pelajari apa yg perlu.
- Kenapa kita khawatir?? Jawabannya 1 aja.. Karena persiapan belum matang! Jadi, ayo matengin persiapannya! Belajar!
- DOA. Yap.. Doa ini kekuatan. Tanpanya ga akan ada kesuksesan yg bermakna. Doa yg kuat, sekuat USAHA sama NIATnya.
- Minta doa mama papa juga ya. Doa mereka lgsg tembus langit 7 lapis lho
Senin, 07 November 2011
Bagaimana Mengajar Siswa Kelas I SD?
Untuk rekan guru yang mengajar di kelas I SD, apakah ilustrasi di bawah ini juga terjadi di kelas Anda:
Bu Guru sedang menjelaskan pelajaran di depan kelas. Ada anak yang menangis karena diganggu teman di sebelahnya. Guru mendekati anak yang menangis memintanya untuk diam, sekaligus mengingatkan anak yang mengganggu agar tidak mengulangi perbuatannya.
Anak-anak lain (yang merasa tidak diperhatikan guru) mulai berjalan-jalan meninggalkan tempat duduknya, ada juga yang mengganggu teman-temannya. Guru meminta anak yang berjalan-jalan agar kembali duduk di tempatnya semula.
Tetapi, suasana kelas menjadi semakin ribut karena anak-anak yang lebih besar justru mulai bertengkar dengan anak-anak lain. Kalau situasi di kelas Anda seperti yang digambarkan di atas, apa yang Anda lakukan?
Jika mengajar di kelas tinggi guru dapat berkonsentrasi ke arah pencapaian tujuan pembelajaran secara cepat, di kelas I para guru harus lebih bersabar. Pembelajaran yang berkualitas penting, namun pendidikan bagi siswa kelas I SD jauh lebih penting.
Ya, siswa kelas I SD memang masih sangat terpengaruh dengan situasi rumah, dengan penuh kemanjaan, dan sangat riskan apabila guru melakukan kesalahan (baik ucapan maupun tindakan). Bukan karena kesalahan guru akan mendapatkan protes dari siswa (mana berani siswa kelas I SD protes kepada gurunya?) melainkan kesalahan ini akan dibawa dan berpengaruh pada kehidupan siswa hingga dewasa.
Misalnya dalam proses pembelajaran. Siswa kelas I yang rata-rata masih polos akan mengalami kesulitan mengikuti proses pembelajaran apabila guru menerapkan model pembelajaran yang membutuhkan keseriusan. Di sisi lain, guru juga akan mengalami kesulitan mencapai tujuan pembelajaran apabila hanya mengikuti kemauan siswa yang nota bene masih suka bermain dan tidak bisa duduk tenang di tempat duduknya. Akibatnya, proses pembelajaran cenderung gagal dalam artian guru tidak bisa memenuhi kebutuhan siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Bagaimana cara mengatasinya? Upaya yang harus dilakukan guru adalah mengemas keseriusan belajar dalam permainan sehingga tidak terkesan serius oleh siswa. Ya, guru perlu kreatif dalam memanipulasi kegiatan pembelajaran agar tampak oleh siswa sebagai sebuah “permainan besar” yang menarik untuk diikuti.
Ini bukan persoalan mudah. Guru perlu banyak belajar dari siswa. Apa yang membuat siswa gembira, bagaimana dominasi indera belajar mereka, tema apa yang cocok untuk menyajikan materi pelajaran tertentu, siapa yang bisa menjadi pemimpin kelompok, siapa yang sudah berani mengekspresikan diri dan siapa pula yang masih takut-takut?
Semua jawaban atas pertanyaan-pertanyaan di atas diinventarisasi, dianalisis, untuk kemudian dijadikan acuan dalam penyusunan rencana pembelajaran.
Sanksi diberikan kepada yang melanggar, namun pemberian sanksi harus menjadikan siswa menyadari bahwa apa yang dilakukan harus bermanfaat bagi dirinya dan bagi teman lain.
Misalnya siswa tidak bisa duduk tenang ketika pelajaran di kelas (ini biasa terjadi), dalam hal ini guru perlu berhenti sejenak, menunggu siswa duduk kembali. Sampaikan kepada anak-anak bahwa bapak atau ibu guru senang jika anak-anak duduk dengan rapi ketika proses pembelajaran berlangsung.
Atau ubah strategi pembelajaran yang memungkinkan anak-anak bisa berdiri atau berjalan-jalan ketika proses pembelajaran.
Bu Guru sedang menjelaskan pelajaran di depan kelas. Ada anak yang menangis karena diganggu teman di sebelahnya. Guru mendekati anak yang menangis memintanya untuk diam, sekaligus mengingatkan anak yang mengganggu agar tidak mengulangi perbuatannya.
Anak-anak lain (yang merasa tidak diperhatikan guru) mulai berjalan-jalan meninggalkan tempat duduknya, ada juga yang mengganggu teman-temannya. Guru meminta anak yang berjalan-jalan agar kembali duduk di tempatnya semula.
Tetapi, suasana kelas menjadi semakin ribut karena anak-anak yang lebih besar justru mulai bertengkar dengan anak-anak lain. Kalau situasi di kelas Anda seperti yang digambarkan di atas, apa yang Anda lakukan?
Butuh Kesabaran Tingkat Tinggi
Bagi sebagian besar guru SD, mengajar kelas I merupakan tugas yang amat berat. Pasalnya, tugas ini membutuhkan kesabaran tingkat tinggi dalam pelaksanannya agar berhasil.Jika mengajar di kelas tinggi guru dapat berkonsentrasi ke arah pencapaian tujuan pembelajaran secara cepat, di kelas I para guru harus lebih bersabar. Pembelajaran yang berkualitas penting, namun pendidikan bagi siswa kelas I SD jauh lebih penting.
Ya, siswa kelas I SD memang masih sangat terpengaruh dengan situasi rumah, dengan penuh kemanjaan, dan sangat riskan apabila guru melakukan kesalahan (baik ucapan maupun tindakan). Bukan karena kesalahan guru akan mendapatkan protes dari siswa (mana berani siswa kelas I SD protes kepada gurunya?) melainkan kesalahan ini akan dibawa dan berpengaruh pada kehidupan siswa hingga dewasa.
Misalnya dalam proses pembelajaran. Siswa kelas I yang rata-rata masih polos akan mengalami kesulitan mengikuti proses pembelajaran apabila guru menerapkan model pembelajaran yang membutuhkan keseriusan. Di sisi lain, guru juga akan mengalami kesulitan mencapai tujuan pembelajaran apabila hanya mengikuti kemauan siswa yang nota bene masih suka bermain dan tidak bisa duduk tenang di tempat duduknya. Akibatnya, proses pembelajaran cenderung gagal dalam artian guru tidak bisa memenuhi kebutuhan siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Bagaimana cara mengatasinya? Upaya yang harus dilakukan guru adalah mengemas keseriusan belajar dalam permainan sehingga tidak terkesan serius oleh siswa. Ya, guru perlu kreatif dalam memanipulasi kegiatan pembelajaran agar tampak oleh siswa sebagai sebuah “permainan besar” yang menarik untuk diikuti.
Ini bukan persoalan mudah. Guru perlu banyak belajar dari siswa. Apa yang membuat siswa gembira, bagaimana dominasi indera belajar mereka, tema apa yang cocok untuk menyajikan materi pelajaran tertentu, siapa yang bisa menjadi pemimpin kelompok, siapa yang sudah berani mengekspresikan diri dan siapa pula yang masih takut-takut?
Semua jawaban atas pertanyaan-pertanyaan di atas diinventarisasi, dianalisis, untuk kemudian dijadikan acuan dalam penyusunan rencana pembelajaran.
Penanaman Disiplin Siswa Kelas I SD
Kaitannya dengan penanaman disiplin, guru harus pula memastikan bahwa disiplin itu bukan sesuatu yang membosankan atau menakutkan. Disiplin adalah kebutuhan. Sebab itu penanamannya harus benar-benar sesuai dengan dunia anak.Sanksi diberikan kepada yang melanggar, namun pemberian sanksi harus menjadikan siswa menyadari bahwa apa yang dilakukan harus bermanfaat bagi dirinya dan bagi teman lain.
Misalnya siswa tidak bisa duduk tenang ketika pelajaran di kelas (ini biasa terjadi), dalam hal ini guru perlu berhenti sejenak, menunggu siswa duduk kembali. Sampaikan kepada anak-anak bahwa bapak atau ibu guru senang jika anak-anak duduk dengan rapi ketika proses pembelajaran berlangsung.
Atau ubah strategi pembelajaran yang memungkinkan anak-anak bisa berdiri atau berjalan-jalan ketika proses pembelajaran.
Kamis, 03 November 2011
Pembagian Cepat dengan bilangan 5
Sembarang
bilangan dibagi 5 dapat dilakukan dengan DIKALI 2, kemudian DIBAGI 10.
Cara ini sederhana, namun dapat diterapkan untuk sembarang bilangan. Pembagian dengan 10 itu sangat gampang, tinggal MENGGESER TANDA KOMA SATU ANGKA KE DEPAN.
Contoh cepat:
4 / 5 = ?
Jawab :
4 x 2 =8 tinggal bayangkan ada koma di belakang angka 8, geser ke depan => 0,8
Penjelasan:
4 x 2 = 8
5 x 2 = 10
...................=> 8/10 = 0,8
Contoh lain:
898 / 5 = 179.6
Dan seterusnya.
Cara ini sederhana, namun dapat diterapkan untuk sembarang bilangan. Pembagian dengan 10 itu sangat gampang, tinggal MENGGESER TANDA KOMA SATU ANGKA KE DEPAN.
Contoh cepat:
4 / 5 = ?
Jawab :
4 x 2 =8 tinggal bayangkan ada koma di belakang angka 8, geser ke depan => 0,8
Penjelasan:
4 x 2 = 8
5 x 2 = 10
...................=> 8/10 = 0,8
Contoh lain:
898 / 5 = 179.6
Dan seterusnya.
Bagaimana bila dibagi 50, 500, 5000 dst?
Ya sangat gampang, karena anda tinggal geser saja tanda koma 2 tempat, 3 tempat dan 4 tempat ke depan..Pembagian Cepat Bilangan 2
Membagi dengan 2 memang mudah, dan bisa dibayangkan secara cepat.
Sebagai contoh, kalau kita ingin membagi 210 / 2 =
Jawabannya akan langsung didapat = 105. Ini dengan membagi 200/2 + 10/2 = 100+5 = 105
Namun untuk angka yang lebih panjang, tentu saja tidak bisa dibayangkan dengan mudah.
Contoh :
489038894 / 2 = ?
Membayangkan saja susah, bukan?. Nah berikut ini akan saya tunjukkan bagaimana mengerjakan pembagian ini secara cepat
Kita ambil contoh 3 angka dulu:
358 / 2 = ?
Caranya:
1. Mulai dari angka paling belakang, bagi dengan 2
penyelesaian : ( 8 / 2 = 4 )
2. Selanjutnya perhatikan angka di depannya. Kalau Angka didepan
tersebut ganjil,
maka hasil langkah 1, tambah dengan 5, dan kurangi
angka di depan tadi dengan 1, kalau
angkanya genap, langsung tulis
hasilnya.
penyelesaian :
Angka depannya 8 adalah 5, yang berarti ganjil, maka
hasil bagi langkah 1 ditambah 5
==> 4+5 = 9.
Angka didepan
dikurangi 1 menjadi 5-1 = 4. Tulis hasil bagi sementara : 9
3. Sekarang bergerak ke angka di depan tadi. Terapkan langkah 2 sampai seluruh angka
habis.
penyelesaian :
Sekarang kita bekerja di angka 5, yang sudah menjadi 4 akibat langkah 2 diatas.
4/2 = 2
Angka depannya adalah 3, yang berarti ganjil, jadi hasil 2 ini harus
ditambah 5
===> 2+5 = 7 ; Angka 3 harus dikurangi 1 (3-1=2)
tulis hasil sementara : 79.
Angka berikutnya adalah 3 yang sudah menjadi 2. Karena angka didepannya sudah habis,
maka 2 langsung dibagi 2/2 = 1
Tulis hasil akhir : 179
Mudah bukan?
Nah untuk soal diatas 489038894/2 dapat diselesaikan dengan cepat
Selasa, 01 November 2011
Beberapa Cara Menjadikan Anak Jenius
Sebagai orang tua tentu kita mengharapkan anak kita tumbuh dengan baik dan punya daya fikir yang jenius. Para pakar menyatakan, sekalipun kearifan seorang anak sangat erat hubungannya dengan genetika bawaan, namun banyak sekali penelitian ilmiah menunjukkan bahwa pembinaan setelah lahir juga merupakan faktor sangat penting yang tidak boleh diabaikan.
Merangsang Pertumbuhan dengan Pendidikan dalam Kandungan
Para dokter menyatakan, bayi dalam kandungan usia tiga bulan sudah mempunyai perasaan, empat bulan sudah mampu merasakan suara dari luar. Suara dari luar ini akan terus merangsang organ indera anak dalam kandungan dan mendorong pertumbuhannya, mempunyai peran yang penting bagi pertumbuhan intelegensi. Pada dasarnya cerebral cortex (bagian otak yang penting untuk mengingat, memperhatikan, menyadari, berpikir, mengerti bahasa dan lain sebagainya) bayi dalam kandungan sudah terbentuk pada usia 5 - 6 bulan, bila pada masa ini diperdengarkan musik ataupun dilakukan pemijatan lembut pada bagian perut akan dapat meningkatkan pertumbuhan intelegensi sang anak.Fondasi Perkembangan Intelegensi Ditentukan pada Masa Anak-Anak
Sejak bayi dilahirkan, ayah-bunda sudah mempunyai peran penting untuk mengajarkan pengetahuan dasar kepadanya. Kalau saja ayah bunda pada tahap ini dapat membimbing sang anak dengan murah hati, hormat dan penuh kasih sayang, maka bukan saja dapat meletakkan dasar kepribadian yang unik bagi sang anak, bahkan dapat membuat anak memiliki kemampuan belajar dan sikap bergaul yang baik.Dengan demikian, peran ayah bunda bukan hanya membesarkan, bahkan juga memikul tanggung jawab besar sebagai "guru pribadi".
Berikut adalah beberapa cara agar anak kita bisa menjadi lebih jenius.
1. Belajar Musik
Ini merupakan cara yang bagus untuk meningkatkan pembelajaran otak kanan dengan santai dan mudah. Menurut hasil penelitian Universitas Toronto, pelajaran musik dapat meningkatkan intelligence quotient dan prestasi sekolah seorang anak. Bahkan semakin lama dipelajari, hasilnya semakin jelas.
2. Beri ASI (Air Susu Ibu)
Banyak penelitian ilmiah membuktikan bahwa air susu ibu (ASI) selain menyediakan berbagai macam zat gizi, juga dapat meningkatkan kekebalan tubuh dan intelegensi bayi. Seorang bayi yang mengonsumsi ASI selama sembilan bulan secara nyata lebih pandai dari pada seorang bayi yang hanya mengonsumsi ASI selama satu bulan.
3. Kesehatan Anak
Tim peneliti dari University of Illinois telah membuktikan hubungan antara kesehatan dan pelajaran anak di sekolah. Penelitian dari Oppenheimer Funds malah menunjukkan bahwa olah raga berkelompok bukan saja meningkatkan rasa percaya diri, membangun spirit kebersamaan, bahkan dapat memupuk kecakapan memimpin. Delapan puluh satu persen dari para direktris perusahaan pada saat masih kecil, semuanya pernah bergabung dalam suatu kegiatan organisasi.
4. Permainan Anak
Memang ada banyak games yang bisa membuat pemainnya menjadi brutal, nyentrik ataupun malas berpikir. Namun juga ada sejumlah games yang dapat
meningkatkan spirit bersosial, kreativitas dan inspirasi, bahkan ada yang dapat melatih anak untuk berpikir dengan bijaksana serta melatih kemampuan membuat rencana. Penelitian di University of Rochester juga menemukan bahwa anak kecil yang bermain games lebih berkemampuan dalam menemukan petunjuk rasa visual dalam belajar.
5. Menolak Junk Food
Kurangi mengonsumsi makanan berkadar gula tinggi, berpantang berbagai makanan berlemak tinggi dan junk food yang lain. Sebaliknya, banyaklah mengonsumsi makanan sehat bergizi tinggi, ini akan meningkatkan perkembangan intelegensi dan motorik anak, terutama bagi bayi yang belum genap dua tahun, hal ini sangat penting. Misalnya, seorang anak harus mengonsumsi sejumlah zat besi untuk membantu pertumbuhan otak. Kalau kurang jumlahnya, penghantaran impuls syaraf akan melemah.
6. Menumpuk Rasa Ingin Tahu
Para pakar mengungkap, ketika orang tua mendorong anak untuk mempunyai pemikiran sendiri, sesungguhnya adalah sedang meng-arahkan mereka pada pentingnya menuntut pengetahuan. Menaruh perhatian yang besar terhadap minat anak, mengenalkan dan mengajarkan ketrampilan baru kepada mereka pada setiap ada kesempatan mendidik di luar rumah, semua ini merupakan cara yang baik sekali guna memupuk dambaan anak untuk menuntut pengetahuan.
7. Perbanyak Membaca
Sejalan dengan kemajuan teknologi, banyak orang yang mengabaikan pentingnya membaca. Membaca merupakan cara meningkatkan intelligence quotient seseorang yang paling langsung dan efektif. Membacakan cerita untuk anak, menjadi anggota perpustakaan dan menambah koleksi buku bacaan semuanya merupakan cara yang baik untuk memupuk minat membaca seorang anak.
8. Biasakan Makan Pagi
Pepatah yang mengatakan burung yang bangun pagi akan mendapatkan makanan bukanlah tanpa dasar. Jauh sejak 1970, penelitian ilmiah menemukan seorang anak yang sarapan pada pagi hari memiliki ingatan yang lebih baik, lebih mampu berkonsentrasi dan juga mampu belajar lebih cepat. Dari pada sama sekali tidak makan pagi, makanlah sepotong kue atau minum segelas susu, hal ini akan sangat membantu dalam belajar.
Kurangi mengonsumsi makanan berkadar gula tinggi, berpantang berbagai makanan berlemak tinggi dan junk food yang lain. Sebaliknya, banyaklah mengonsumsi makanan sehat bergizi tinggi, ini akan meningkatkan perkembangan intelegensi dan motorik anak, terutama bagi bayi yang belum genap dua tahun, hal ini sangat penting. Misalnya, seorang anak harus mengonsumsi sejumlah zat besi untuk membantu pertumbuhan otak. Kalau kurang jumlahnya, penghantaran impuls syaraf akan melemah.
6. Menumpuk Rasa Ingin Tahu
Para pakar mengungkap, ketika orang tua mendorong anak untuk mempunyai pemikiran sendiri, sesungguhnya adalah sedang meng-arahkan mereka pada pentingnya menuntut pengetahuan. Menaruh perhatian yang besar terhadap minat anak, mengenalkan dan mengajarkan ketrampilan baru kepada mereka pada setiap ada kesempatan mendidik di luar rumah, semua ini merupakan cara yang baik sekali guna memupuk dambaan anak untuk menuntut pengetahuan.
7. Perbanyak Membaca
Sejalan dengan kemajuan teknologi, banyak orang yang mengabaikan pentingnya membaca. Membaca merupakan cara meningkatkan intelligence quotient seseorang yang paling langsung dan efektif. Membacakan cerita untuk anak, menjadi anggota perpustakaan dan menambah koleksi buku bacaan semuanya merupakan cara yang baik untuk memupuk minat membaca seorang anak.
8. Biasakan Makan Pagi
Pepatah yang mengatakan burung yang bangun pagi akan mendapatkan makanan bukanlah tanpa dasar. Jauh sejak 1970, penelitian ilmiah menemukan seorang anak yang sarapan pada pagi hari memiliki ingatan yang lebih baik, lebih mampu berkonsentrasi dan juga mampu belajar lebih cepat. Dari pada sama sekali tidak makan pagi, makanlah sepotong kue atau minum segelas susu, hal ini akan sangat membantu dalam belajar.
Sumber: kafeilmu.com
Kamis, 27 Oktober 2011
9 Tameng Mengamankan Anak dari Konten Negatif Internet
Ilustrasi (Ist.)
Internet semakin akrab dengan dunia anak. Namun awas, banyak konten tak layak yang beredar. Mulai dari pornografi, perjudian, kekerasan, obat-obat terlarang, dan lainnya.
Berikut 9 kiat yang bisa digunakan sebagai tameng untuk mengamankan anak-anak dari konten negatif di internet, menurut perusahaan keamanan Eset, Kamis (25/8/2011).
1. Buatlah akun dan username tersendiri untuk anak: Anak-anak harus punya akun sendiri di PC, dan memiliki username sendiri. Inilah satu-satunya cara yang efisien untuk mengawasi aktifitas apa saja yang dilakukannya di internet dan orangtua lah yang menjadi sistem administratornya.
2. Update: Software antivirus dan parental control harus tetap update.
3. Awasi situs-situs yang dikunjungi anak lewat browsing record: Jika ditemukan record yang terhapus, bisa menjadi pertanda awal jika ada yang dirahasiakan. Diskusikanlah dengan anak Anda tentang hal itu.
4. Awasi webcam pada komputer: Pastikan kamera webcam tidak terkoneksi dengan internet jika kamera tidak sedang digunakan.
5. Periksalah konfigurasi akun jejaring sosial anak: Wall Facebook adalah tempat untuk berbagi di ranah publik, sama sekali tidak ada batasan, sehingga potensial memunculkan risiko bagi keamanan anak-anak.
6. Jangan mengirimkan informasi rahasia lewat internet: Informasi yang bersifat rahasia dan pribadi tidak pernah dimintakan lewat e-mail atau chat. Demikian pula Bank, tidak pernah meminta data rekening dan nomor PIN. Hal ini sangat penting dan oleh sebab itu perlu ditanamkan kepada anak-anak.
7. Jangan membalas pesan-pesan yang bernada melecehkan: Pada situasi dimana anak mendapatkan pesan yang bernada melecehkan di internet, sampaikan kepadanya untuk tidak perlu membalas.
Karena umumnya respon reaktif seperti itulah yang diinginkan oleh pengirim. Jika kiriman pesan tersebut berulang kembali, laporkan pada pihak berwajib. Hal tersebut harus dipahami oleh orangtua.
8. Tidak semua yang ada di internet itu benar: Anak-anak harus diberitahu bahwa tidak seluruhnya dari informasi yang ada di internet berasal dari sumber yang dapat dipercaya. Belakangan ini, mudah sekali mendapatkan segala hal dari internet. Itu sebabnya disarankan kepada user untuk ekstra hati-hati ketika memperoleh informasi dari internet.
9. Bukalah jalur komunikasi: Berkomunikasi secara terbuka dengan anak sangat penting untuk membahas tentang keamanan mereka. Sekaligus merupakan cara terbaik untuk mendorong anak-anak agar bersedia berbagi tentang apa yang ditakutkan, apa yang menarik bagi mereka daripada serangkaian peraturan yang menekan, dan hukuman.
"Kemudahan mendapatkan informasi di internet harus selalu diikuti dengan keamanan, terlebih untuk anak-anak karena internet menyediakan seluruh informasi yang baik dan buruk," kata Yudhi Kukuh dari PT Prosperita – Eset Indonesia.
"Menggunakan program pengamanan pada perangkat komputer yang digunakan untuk berinternet akan sangat membantu, namun yang terpenting adalah pendekatan orangtua ke anak," pungkasnya.
Sumber: detikINET
Indonesia Juara Umum Olimpiade Matematika
Ini kali pertama Indonesia meraih juara umum di Wizard at Mathematics International.
Pelajar Indonesia kembali meraih prestasi gemilang di ajang olimpiade matematika kelas dunia, Wizard at Mathematics International Competition (WIZMIC) 2011 yang berlangsung di India, 20 hingga 24 Oktober lalu. Ini merupakan kompetisi matematika yang diikuti oleh para pelajar sekolah dasar.
Tim dari Indonesia yang terdiri dari 16 pelajar ini, sebelumnya mendapat pelatihan intensif di KPM (Klinik Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam), Bogor. Dari rilis yang diterima vivanews.com, ini merupakan kali pertama Indonesia meraih juara umum, dengan perolehan medali terbanyak di antara negara peserta lain.
Negara yang juga mengikuti WIZMIC yaitu, China, Filipina, Thailand, Afrika Selatan dan India. WIZMIC merupakan serangkaian kompetisi matematika tingkat dasar yang tujuannya untuk meningkatkan pehamaman matematika dan menanamkan semangat kompetisi yang sehat bagi anak-anak sekolah dasar.
Berikut nama-nama pelajar yang berhasil memenangkan kompetisi. Mereka berhasil menyabet medali emas, perak, perunggu dan membawa Indonesia menjadi juara umum.
1. Medali emas
- Gian Cordana Sanjaya
- Antoni Wiliam Brian
2. Medali Perak
- Assyifa Gita Firdaus
- Cristiana
- Sultan Rizky Hikmawan Madjid
- Adrianzka Maheswara Dewa R.
- Nadira Salsabila
3. Medali Perunggu
- Dhia Fairuz Shabrina
- Steven Kusuman
- Rifki Akmal Tsakif
- Fauzan Hanandito
- Keyla Cahya Athalia
- I Gede Anjastara Bandem
- Raihansyah attallah adrian
- Muhammad
- Pavita Ardhani Augiharto Putri
Negara yang juga mengikuti WIZMIC yaitu, China, Filipina, Thailand, Afrika Selatan dan India. WIZMIC merupakan serangkaian kompetisi matematika tingkat dasar yang tujuannya untuk meningkatkan pehamaman matematika dan menanamkan semangat kompetisi yang sehat bagi anak-anak sekolah dasar.
Berikut nama-nama pelajar yang berhasil memenangkan kompetisi. Mereka berhasil menyabet medali emas, perak, perunggu dan membawa Indonesia menjadi juara umum.
1. Medali emas
- Gian Cordana Sanjaya
- Antoni Wiliam Brian
2. Medali Perak
- Assyifa Gita Firdaus
- Cristiana
- Sultan Rizky Hikmawan Madjid
- Adrianzka Maheswara Dewa R.
- Nadira Salsabila
3. Medali Perunggu
- Dhia Fairuz Shabrina
- Steven Kusuman
- Rifki Akmal Tsakif
- Fauzan Hanandito
- Keyla Cahya Athalia
- I Gede Anjastara Bandem
- Raihansyah attallah adrian
- Muhammad
- Pavita Ardhani Augiharto Putri
Sumber: VIVAnews
Selasa, 27 September 2011
Guru Kreatif, Siswa Senang
Guru-guru yang mengutamakan kepentingan anak-anak dalam belajar harus mampu mendorong suasana belajar kreatif dan menyenangkan. Dengan menciptakan suasana belajar tanpa tekanan dan melibatkan peran serta anak didik, pembelajaran menjadi lebih efektif dan bermanfaat bagi peserta didik.
Demikian terungkap dari perbincangan dengan sejumlah guru Matematika dan Sains tingkat SD dari berbagai Indonesia dalam acara Indonesian Science Festival 2009 di Jakarta, Minggu (2/8). Mereka mengembangkan alat dan metode belajar Matematika dan Sains yang sederhana dan dikemas dalam permainan untuk membantu siswa yang kesulitan memahami pelajaran yang harus dikuasai siswa. Kegiatan dilaksanakan pada 1-5 Agustus di Hotel Bumikarasa Bidakara.
M Mustofa, guru SDN Sapikerep 1, Sukapura, Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur, mengatakan siswa SD sulit belajar perkalian dan pembagian jika pembelajaran dilakukan dengan cara konvensional yakni menghafal. Akibatnya, banyak siswa kelas VI sekalipun yang tidak hafal perkalian dan pembagian.
Berangkat dari tanggung jawab sebagai pendidik yang mesti bisa membantu siswa paham dengan pelajaran, Mustofa pun berusaha menciptakan metode menghafal perkalian dan pembagian yang tidak membuat siswa stres. Sejak tujuh tahun lalu, Mustofa memanfaatkan kartu domino sebagai sarana belajar.Setiap kartu domino dibagi menjadi dua bagian yakni jawaban dan soal perkalian atau pembagian. Siswa mesti menemukan soal dan jawabannya di kartu domino lainnya.
"Karena sifatnya permainan, anak-anak jadi senang. Dalam seminggu mereka bisa hafal perkalian. Jam istirahat pun mereka bisa bermain sambil belajar," katanya.
Mustofa hanyalah satu dari 20 guru Matematika SD lainnya yang dinilai layak berkompetisi secara nasional. Guru-guru kreatif lainnya juga mampu menciptakan cara belajar Matematika yang asyik, seperti memanfaatkan catur, belajar berhitung sambil bernyanyi, hingga ada yang memakai cara lomba lari estafet perkalian membawa kelereng.
Di bidang sains, M Hadi, guru SDN 28 Cakranegara, Nusa Tenggara Barat, memakai kaleng roti, bola pimpong, dan bola plastik untuk membuat siswa SD paham konsep terjadinya gerhana bulan dan matahari.
"Guru mesti bisa mengajarkan hal-hal yang abstrak menjadi nyata buat siswa. Cara belajar seperti itu sangat memudahkan siswa untuk memahami yang rumit dengan cara yang sederhana," kata Hadi.
Menurut Hadi, guru Indonesia sebenarnya mampu untuk kreatif menyampaikan materi pelajaran. Mereka hanya perlu didorong dan dihargai, sehingga semangat untuk memberikan yang terbaik buat siswa bisa tumbuh dalam diri setiap guru.
"Seringkali dalam pelajaran sains, pemerintah memberi alat-alat yang mahal dan rumit. Kalau rusak, guru nggak mengerti memperbaikinya. Yang ada alat-alat itu jadi mubazir. Yang perlu didoorng bagaiaman guru bisa memanfaatkan apa yang ada di sekitar sebagai alat belajar," kata Hadi.
Pada acara Indonesian Science Festival yang dilaksanakan 1-5 Agustus itu, siswa dari berbagai SD di Indonesia juga ditantang untuk bisa menampilkan buah karya dalam bidang sains dan matematika. Kreativitas mereka untuk memanfaatkan sains dalam memecahkan masalah ternyata cukup mengagumkan.
Para siswa SD itu antara lain mampu untuk membuat jebakan tikus listrik, alat deteksi gempa bumi, atau penggiling sambal sederhada. Di bidang Matematika, ada siswa SD yang mampu menciptakan cara untuk mencari bilangan prima 1-100 dengan mudah, ular tangga Matematika, atau tabel penyederhanaan pecahan. (Sumber: Kompas.com)
Demikian terungkap dari perbincangan dengan sejumlah guru Matematika dan Sains tingkat SD dari berbagai Indonesia dalam acara Indonesian Science Festival 2009 di Jakarta, Minggu (2/8). Mereka mengembangkan alat dan metode belajar Matematika dan Sains yang sederhana dan dikemas dalam permainan untuk membantu siswa yang kesulitan memahami pelajaran yang harus dikuasai siswa. Kegiatan dilaksanakan pada 1-5 Agustus di Hotel Bumikarasa Bidakara.
M Mustofa, guru SDN Sapikerep 1, Sukapura, Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur, mengatakan siswa SD sulit belajar perkalian dan pembagian jika pembelajaran dilakukan dengan cara konvensional yakni menghafal. Akibatnya, banyak siswa kelas VI sekalipun yang tidak hafal perkalian dan pembagian.
Berangkat dari tanggung jawab sebagai pendidik yang mesti bisa membantu siswa paham dengan pelajaran, Mustofa pun berusaha menciptakan metode menghafal perkalian dan pembagian yang tidak membuat siswa stres. Sejak tujuh tahun lalu, Mustofa memanfaatkan kartu domino sebagai sarana belajar.Setiap kartu domino dibagi menjadi dua bagian yakni jawaban dan soal perkalian atau pembagian. Siswa mesti menemukan soal dan jawabannya di kartu domino lainnya.
"Karena sifatnya permainan, anak-anak jadi senang. Dalam seminggu mereka bisa hafal perkalian. Jam istirahat pun mereka bisa bermain sambil belajar," katanya.
Mustofa hanyalah satu dari 20 guru Matematika SD lainnya yang dinilai layak berkompetisi secara nasional. Guru-guru kreatif lainnya juga mampu menciptakan cara belajar Matematika yang asyik, seperti memanfaatkan catur, belajar berhitung sambil bernyanyi, hingga ada yang memakai cara lomba lari estafet perkalian membawa kelereng.
Di bidang sains, M Hadi, guru SDN 28 Cakranegara, Nusa Tenggara Barat, memakai kaleng roti, bola pimpong, dan bola plastik untuk membuat siswa SD paham konsep terjadinya gerhana bulan dan matahari.
"Guru mesti bisa mengajarkan hal-hal yang abstrak menjadi nyata buat siswa. Cara belajar seperti itu sangat memudahkan siswa untuk memahami yang rumit dengan cara yang sederhana," kata Hadi.
Menurut Hadi, guru Indonesia sebenarnya mampu untuk kreatif menyampaikan materi pelajaran. Mereka hanya perlu didorong dan dihargai, sehingga semangat untuk memberikan yang terbaik buat siswa bisa tumbuh dalam diri setiap guru.
"Seringkali dalam pelajaran sains, pemerintah memberi alat-alat yang mahal dan rumit. Kalau rusak, guru nggak mengerti memperbaikinya. Yang ada alat-alat itu jadi mubazir. Yang perlu didoorng bagaiaman guru bisa memanfaatkan apa yang ada di sekitar sebagai alat belajar," kata Hadi.
Pada acara Indonesian Science Festival yang dilaksanakan 1-5 Agustus itu, siswa dari berbagai SD di Indonesia juga ditantang untuk bisa menampilkan buah karya dalam bidang sains dan matematika. Kreativitas mereka untuk memanfaatkan sains dalam memecahkan masalah ternyata cukup mengagumkan.
Para siswa SD itu antara lain mampu untuk membuat jebakan tikus listrik, alat deteksi gempa bumi, atau penggiling sambal sederhada. Di bidang Matematika, ada siswa SD yang mampu menciptakan cara untuk mencari bilangan prima 1-100 dengan mudah, ular tangga Matematika, atau tabel penyederhanaan pecahan. (Sumber: Kompas.com)
Mengajarkan Disiplin Tanpa Teriakan – Mungkinkah?
“Hidup tiada mungkin tanpa perjuangan tanpa pengorbanan mulia adanya
Berpeganglah tangan satu dalam cita demi masa depan Indonesia Jaya.”
Berpeganglah tangan satu dalam cita demi masa depan Indonesia Jaya.”
Rangkaian kata-kata di atas merupakan bagian dari lirik lagu berjudul “Indonesia Jaya”, yang biasa saya gunakan untuk memotivasi siswa belajar dan bekerja lebih giat demi mewujudkan masa depan yang lebih baik.
Ya, anak-anak sekarang memang banyak yang lebih memilih JALAN PINTAS ketimbang mencapai sesuatu melalui proses yang benar (dengan konsekuensi lebih ruwet, lebih berat, lebih menderita!). Tidak percaya? Cobalah amati anak-anak kita ketika dihadapkan pada suatu persoalan. Mereka lebih cepat menjawab dengan kata-kata “TIDAK BISA”, “TIDAK SANGGUP”, “BERAT”, atau semacamnya.
Jawaban-jawaban dengan nada seperti disebutkan di atas itu menunjukkan bahwa mereka “enggan” mengikuti proses yang benar. Ini berbahaya jika dibiarkan menjadi kebiasaan, yang pada gilirannya akan mewarnai atau bahkan membentuk watak mereka.
Kepada mereka perlu diajarkan bahwa hidup itu bukan sekadar apa yang diinginkan harus terwujud. Mereka perlu tahu bahwa untuk mencapai sesuatu harus ada upaya yang dilakukan. BUKAN GRATIS! Intinya, harus ada pertukaran antara apa yang diinginkan dengan apa yang dilakukan untuk mencapai keinginan itu.
Misalnya, untuk mendapatkan nilai baik di sekolah pertukaran yang harus dilakukan adalah belajar giat dan tekun — bukan nyontek pekerjaan teman! Begitu pula untuk capaian-capaian lainnya. Jadi, untuk mendapatkan keberhasilan seseorang harus melakukan sesuatu secara benar sehingga tidak merugikan pihak lain secara tidak wajar.
Apa hubungannya dengan pengajaran disiplin? Di mata sebagian masyarakat, disiplin itu identik dengan sesuatu yang “berat”, “monoton”, “membosankan” dan semacamnya sehingga orang cenderung tidak mematuhinya. Mereka lebih memilih yang asyik-asyik saja, bukan yang sulit.
Padahal, dari disiplin itulah manusia akan menjadi pribadi yang bisa mencapai keberhasilan secara benar — integritas, karakter — dan, terhormat. Sebab itu, disiplin harus diajarkan dan dilatihkan sehingga menjadi pengalaman yang mempribadi kepada siswa.
Tentu saja, karena pengajaran disiplin ini berada dalam ranah pendidikan, maka pelaksanaannya pun harus mengacu pada nilai-nilai pendidikan. Artinya, dalam pengajaran disiplin itu sebisa mungkin dihindari pemberian sanksi berupa “hukuman” (fisik maupun psikis) bagi siswa yang melanggarar. Lebih penting adalah bagaimana para guru menjadikan nilai-nilai kedisiplinan itu sebagai milik siswa, sehingga mereka merasa butuh untuk melaksanakannya.
Apabila cara yang dilakukan guru dalam mengajarkan disiplin bisa dilakukan seperti yang disebutkan terakhir di atas, maka pengajaran disiplin tanpa teriakan adalah mungkin! Bisa dilakukan! Kuncinya ada pada guru.
Ketulusan, rasa syukur menjadi orang yang berkesempatan mewarnai kehidupan anak-anak, harapan yang tinggi untuk keberhasilan siswa di masa depan adalah ramuan yang menguatkan niat para guru untuk berbuat terbaik demi siswa.
Ya, demi siswa. Bukan demi ego guru. Sebab itu guru tidak perlu melakukan “kekerasan” kepada siswa dengan memberikan hukuman bagi pelanggaran disiplin di sekolah. Sanksi boleh, tetapi hukuman jangan!
Sumber: gurusukses.com
Cara Mengatasi Agar Siswa Tidak Ribut Dalam Pembelajaran
Tulisan ini saya buat untuk memberikan tambahan informasi kepada teman yang mencari informasi tentang hal yang sama. Bagaimanaa mengatasi agar siswa tidak ribut dalam pembelajaran?
Dalam konsep pembelajaran kuantum kita mengenal prinsip bahwa semuanya bertujuan. Ini berarti bahwa dalam proses pembelajaran harus diupayakan agar semuanya bertujuan bagi terselenggaranya pembelajaran yang efektif, baik yang terkait dengan komunikasi maupun benda-benda di kelas.
Siswa ribut biasanya ada sesuatu yang tidak beres dengan proses pembelajaran yang diselenggarakan oleh guru. Atau, ada sesuatu yang lebih menarik bagi siswa dibanding proses pembelajaran. Itu sebabnya, maka hal yang membuat siswa lebih tertarik itu harus didayagunakan untuk mendukung proses pembelajaran.
Guru harus mampu membaca suasana hati siswa ketika mengajar, kemudian menyesuaikan aktivitas pembelajaran dengan suasana hati siswa. Ini penting, agar proses pembelajaran berlangsung mulus.
Idealnya, guru menyesuaikan proses pembelajaran dengan suasana hati setiap siswa di kelas. Namun ini agaknya tidak mungkin. Oleh karena itu cukuplah jika guru menyesuaikan proses pembelajaran dengan suasana hati sebagian besar siswa di kelas.
Bagaimana caranya? Pertama, masukilah dunia siswa. Guru dapat memasuki dunia siswa dalam pembelajaran melalui pertanyaan pancingan yang mengarah pada sesuatu yang sedang menjadi topik perbincangan siswa. Atau, guru mencermati apa yang sedang menarik perhatian siswa, kemudian membicarakan sesuatu yang menarik dari apa yang diperhatikan siswa tersebut. Sebentar saja. Tujuannya adalah untuk membawa siswa kepada pelajaran.
Selanjutnya, cari hubungkan apa yang diperbincangkan tadi dengan materi pelajaran, sehingga siswa memberikan perhatian kepada pelajaran. Jangan dipaksakan! Jika sebentar saja perhatian siswa kembali ke hal di luar pelajaran, maka berarti pelajaran hari itu memang tidak menarik bagi siswa.
Dalam situasi seperti ini guru harus cerdas dan kreatif untuk mengubah pelajaran yang tidak menarik itu menjadi menarik bagi siswa. Temukan, apakah karena metode yang tidak tepat, materi yang terlalu sulit, komunikasi yang monoton tidak menginspirasi, atau karena tidak digunakannya media pembelajaran yang sesuai.
Apabila sudah ditemukan penyebab tidak menariknya pelajaran bagi siswa (kalah menarik dibandingkan dengan situasi di luar kelas), maka segera temukan solusinya, dan terapkan dalam pembelajaran. Anda akan menemukan bahwa sebenarnya tidak sulit mengelola situasi di kelas agar fokus pada pembelajaran ketika kita memang sudah mencintai pekerjaan kita, mencintai murid-murid kita, dan berkomitmen untuk memberikan yang terbaik bagi kemajuan dan keberhasilan murid-murid kita.
Sumber: gurusukses.com
Tiga Hal Bisa Mempercepat Proses Belajar Siswa
Alkisah, seorang psikiater berkebangsaan Bulgaria bernama Georgi Lozanov, melakukan eksperimen menyembuhkan pasiennya dengan musik barok dan pemberian sugesti positif mengenai kesembuhan.
Apa yang dilakukan oleh ahli psikiatri tersebut membawa hasil yang gemilang. Si pasien mengalami kemajuan besar dan sembuh.
Keberhasilan menyembuhkan pasien dengan musik dan sugesti tersebut membawanya langkah yang lebih jauh. Lozanov mengira bahwa metode ini juga dapat diterapkan pada pendidikan.
Dengan disponsori pemerintah Bulgaria, dia melakukan penelitian mengenai pengaruh musik dan sugesti positif pada pembelajaran, dengan menggunakan bahasa asing sebagai subjek.
Dia mendapati bahwa kombinasi musik, sugesti, dan permainan kanak-kanak memungkinkan pelajar untuk belajar jauh lebih cepat dan jauh lebih efektif.
Keberhasilan Georgi Lozanov dalam penyembuhan dan (khususnya pembelajaran) tersebut akhirnya menyulut imajinasi guru bahasa dan pendidik di mana-mana untuk melaksanakan proses pembelajaran secara lebih baik.
Pelajaran yang bisa dipetik dari cerita di atas adalah bahwa ketenangan (rasa tenang dan nyaman), keyakinan, dan gairah dapat meningkatkan efektivitas pembelajaran. Inilah yang saya sebutkan dalam judul sebagai tiga hal yang mempercepat proses belajar siswa. Ketiga hal tersebut adalah: kenyamanan, keyakinan, dan gairah. Bagaimana penjelasannya?
Musik barok adalah musik klasik, yang jika diputar, bisa menenangkan suasana hati si pendengarnya. Sugesti positif bisa membangun rasa percaya diri dan menguatkan keyakinan seseorang bahwa dirinya mampu untuk berhasil.
Sedangkan permainan kanak-kanak, jelas ini adalah untuk memberikan kegembiraan dan semangat bagi para pelakunya. Semangat ini akan melipatgandakan usaha.
Dengan rasa nyaman didukung dengan keyakinan yang kuat akan keberhasilan serta usaha yang sungguh-sungguh, maka seorang siswa akan bisa melakukan tugas belajarnya dengan efektif dan efisien.
Artinya, siswa yang belajar dalam kondisi nyaman dan yakin bahwa dirinya bisa berhasil, ditambah dengan usaha maksimal, maka hasilnya pun akan maksimal.
Sumber: gurusukses.com
Pahami Trik Mengajar di Kelas
Memasuki ruang kelas merupakan perjalanan yang sangat penting. Setiap mata yang ada dalam ruang kelas akan tertuju pada Anda. Mereka akan mengawasi, membentuk opini dan menciptakan asumsi.
Bagaimana Anda memaksimalkan Momen ini? Masukilah ruangan dari sisi kiri pendengar. Hal ini mengakibatkan mata dan kepala siswa bergerak ke arah kiri, dan dengan demikian merangsang otak belahan kanan yang tidak bersifat menghakimi untuk bekerja.
Apabila kebetulan pintu ruang kelas tidak berada di sisi kiri pendengar, maka segeralah Anda mengambil posisi persis di sisi kiri siswa, menyapa siswa Anda, dengan penuh kehangatan.
Ini kiat yang halus tapi sungguh mujarab. Dengan memasuki ruangan dari sisi kiri atau menyapa dulu dari sisi kiri siswa Anda akan mempunyai sedikit waktu ekstra dalam membukakan pikiran sebelum pendengar menilai secara kritis.
Tampakkan sikap percaya diri dan antusiasme. Yang pertama diamati siswa adalah postur Anda. Mengapa? Indra terkuat adalah mata. Rute saraf dari mata ke otak 25 kali lebih besar dibandingkan dengan rute saraf dari telinga ke otak. Siswa dapat mengetahui apa yang Anda rasa dan pikirkan dari gerakan dan cara Anda berdiri. Sebelum melakukan pengajaran, tampakkanlah sikap percaya diri, antusiasme, dan kesungguhan sepenuhnya.
Tariklah nafas panjang. Keluarkan segenap pengetahuan, keterampilan, dan keyakinan yang menjadi dasar kepercayaan diri Anda. Tersenyumlah, dan biarkan tubuh Anda mengekspresikan kondisi batiniah Anda. Pendengar menangkap apabila ada kegelisahan, atau ketidaknyamanan yang remeh sekalipun dalam sikap Anda.
Dengan melakukan persiapan sedemikian rupa membuat Anda secara fisik maupun mental siap memasuki tahap belajar. Dengan asumsi bahwa Anda benar-benar sudah menguasai materi pelajaran yang hendak diajarkan, maka yang pertama-tama Anda lakukan adalah menuntun siswa menjangkau kondisi alfa, terapkanlah Sikap belajar, menanyakan siswa soal kaji ulang dan pelajaran minggu lalu, menjelaskan materi teori singkat dengan peta pikiran, menyarankan siswa mencatat dengan catatan tulis susun, mengerjakan soal kaji latih diskusi di luar kelas, membuat PR kaji ulang, istirahat dan diskusi di luar kelas.
Selain itu lakukanlah kontak mata dengan satu orang selama 3 hingga 5 detik. Kemudian lihatlah wajah yang lain dan sepasang mata yang lain. Tataplah kepada mereka, berbicara-lah kepada mereka.
Dengan melakukan kontak mata, sama dengan memperlihatkan bahwa Anda tertarik, bukan saja kepada substansi Anda, melainkan juga kepada mereka sebagai manusia. Pendengar ingin selalu diperhatikan dan dilibatkan, seperti dalam percakapan.
Menjelang awal mengajar, Anda dapat menceritakan kejadian pribadi yang berkaitan dengan topik pelajaran. Otak berkomunikasi dalam bahasa metaforis-simbolis. Otak menyimpan informasi sebagai citra (image) assosiatif, serta menyusun makna berdasarkan citra yang dibuatnya.
Menjelang awal mengajar, Anda dapat menceritakan kejadian pribadi yang berkaitan dengan topik pelajaran. Otak berkomunikasi dalam bahasa metaforis-simbolis. Otak menyimpan informasi sebagai citra (image) assosiatif, serta menyusun makna berdasarkan citra yang dibuatnya.
Bisa saja Anda lupa tentang apa yang hendak Anda katakan. Hal ini bisa saja terjadi pada presenter yang handal sekalipun. Jika ini terjadi, tariklah nafas panjang, bergeraklah dari tempat Anda.
Ketika Anda bergerak, tubuh Anda akan menggerakkan otak Anda dan me-nyentakkan ingatan Anda. Terhadap persepsi siswa, Anda bagi mereka cuma mengubah posisi.
Hapallah nama siswa Anda dengan baik. Selama mengajar, manfaat-kanlah nama-nama itu, mungkin dalam contoh-contoh, atau menye-but nama yang bersangkutan dalam obrolan atau diskusi.
Tidak hanya orang yang Anda hapal namanya yang merasa tersanjung. Yang lain juga, dengan anggapan bahwa Anda pasti menghapal nama mereka juga. Namun, hindarilah menyebut nama seorang, dua, atau tiga orang saja selama mengajar untuk menghindari rasa kurang simpatik dari siswa yang lainnya.
Istirahat pendek setiap 20 menit dapat meningkatkan perhatian dan memori. Jeda singkat juga dapat menghidupkan suasana hati Anda sekaligus dapat memperkuat apa yang telah dipelajari.
Pujian dapat memberikan semangat, kegembiraan, dan mendorong keinginan belajar siswa. Memuji, sama dengan memberikan pengakuan. Me-nerima pengakuan menjadikan siswa percaya diri, bangga, dan bahagia
Suguhkan sugesti yang positif. Penting sekali siswa memahami bahwa belajar itu adalah proses untuk menjadi lebih baik dari hari ke hari. (*)
Suguhkan sugesti yang positif. Penting sekali siswa memahami bahwa belajar itu adalah proses untuk menjadi lebih baik dari hari ke hari. (*)
Sumber: hariansumutpos.com
Sabtu, 24 September 2011
Langganan:
Postingan (Atom)