Senin, 07 November 2011

Bagaimana Mengajar Siswa Kelas I SD?

Untuk rekan guru yang mengajar di kelas I SD, apakah ilustrasi di bawah ini juga terjadi di kelas Anda:
Bu Guru sedang menjelaskan pelajaran di depan kelas. Ada anak yang menangis karena diganggu teman di sebelahnya. Guru mendekati anak yang menangis memintanya untuk diam, sekaligus mengingatkan anak yang mengganggu agar tidak mengulangi perbuatannya.
Anak-anak lain (yang merasa tidak diperhatikan guru) mulai berjalan-jalan meninggalkan tempat duduknya, ada juga yang mengganggu teman-temannya. Guru meminta anak yang berjalan-jalan agar kembali duduk di tempatnya semula.
Tetapi, suasana kelas menjadi semakin ribut karena anak-anak yang lebih besar justru mulai bertengkar dengan anak-anak lain. Kalau situasi di kelas Anda seperti yang digambarkan di atas, apa yang Anda lakukan?

Butuh Kesabaran Tingkat Tinggi

Bagi sebagian besar guru SD, mengajar kelas I merupakan tugas yang amat berat. Pasalnya, tugas ini membutuhkan kesabaran tingkat tinggi dalam pelaksanannya agar berhasil.
Jika mengajar di kelas tinggi guru dapat berkonsentrasi ke arah pencapaian tujuan pembelajaran secara cepat, di kelas I para guru harus lebih bersabar. Pembelajaran yang berkualitas penting, namun pendidikan bagi siswa kelas I SD jauh lebih penting.
Ya, siswa kelas I SD memang masih sangat terpengaruh dengan situasi rumah, dengan penuh kemanjaan, dan sangat riskan apabila guru melakukan kesalahan (baik ucapan maupun tindakan). Bukan karena kesalahan guru akan mendapatkan protes dari siswa (mana berani siswa kelas I SD protes kepada gurunya?) melainkan kesalahan ini akan dibawa dan berpengaruh pada kehidupan siswa hingga dewasa.
Misalnya dalam proses pembelajaran. Siswa kelas I yang rata-rata masih polos akan mengalami kesulitan mengikuti proses pembelajaran apabila guru menerapkan model pembelajaran yang membutuhkan keseriusan. Di sisi lain, guru juga akan mengalami kesulitan mencapai tujuan pembelajaran apabila hanya mengikuti kemauan siswa yang nota bene masih suka bermain dan tidak bisa duduk tenang di tempat duduknya. Akibatnya, proses pembelajaran cenderung gagal dalam artian guru tidak bisa memenuhi kebutuhan siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Bagaimana cara mengatasinya? Upaya yang harus dilakukan guru adalah mengemas keseriusan belajar dalam permainan sehingga tidak terkesan serius oleh siswa. Ya, guru perlu kreatif dalam memanipulasi kegiatan pembelajaran agar tampak oleh siswa sebagai sebuah “permainan besar” yang menarik untuk diikuti.
Ini bukan persoalan mudah. Guru perlu banyak belajar dari siswa. Apa yang membuat siswa gembira, bagaimana dominasi indera belajar mereka, tema apa yang cocok untuk menyajikan materi pelajaran tertentu, siapa yang bisa menjadi pemimpin kelompok, siapa yang sudah berani mengekspresikan diri dan siapa pula yang masih takut-takut?
Semua jawaban atas pertanyaan-pertanyaan di atas diinventarisasi, dianalisis, untuk kemudian dijadikan acuan dalam penyusunan rencana pembelajaran.

Penanaman Disiplin Siswa Kelas I SD

Kaitannya dengan penanaman disiplin, guru harus pula memastikan bahwa disiplin itu bukan sesuatu yang membosankan atau menakutkan. Disiplin adalah kebutuhan. Sebab itu penanamannya harus benar-benar sesuai dengan dunia anak.
Sanksi diberikan kepada yang melanggar, namun pemberian sanksi harus menjadikan siswa menyadari bahwa apa yang dilakukan harus bermanfaat bagi dirinya dan bagi teman lain.
Misalnya siswa tidak bisa duduk tenang ketika pelajaran di kelas (ini biasa terjadi), dalam hal ini guru perlu berhenti sejenak, menunggu siswa duduk kembali. Sampaikan kepada anak-anak bahwa bapak atau ibu guru senang jika anak-anak duduk dengan rapi ketika proses pembelajaran berlangsung.
Atau ubah strategi pembelajaran yang memungkinkan anak-anak bisa berdiri atau berjalan-jalan ketika proses pembelajaran.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar